Langsung ke konten utama

Satu Versi Saja

 Seringkali seseorang memiliki beberapa karakter yang disesuaikan dengan tempat, lingkungan, dan kondisi. Jika berada di kantor harus tegas dan kaku, sedangkan saat di rumah suka bercanda. Beda lagi jika bertemu teman menjadi lebih menjaga image dan cuek. Semuanya disesuaikan dengan tempat dan waktu layaknya dresscode pada sebuah acara. Sayangnya, semua yang kita hadapi bukanlah benda mati seperti batu, dinding, pensil, dan lain sebagainya. Namun, manusia yg sama2 memiliki perasaan, sama2 ingin dimengerti, sama2 ingin dipahami dan dihargai.


Hukum tabur tuai sudah diajarkan sejak dahulu, "barangsiapa menabur kebaikan maka ia akan menuai kebaikan juga. Barangsiapa menabur keburukan, ia akan menuai keburukan juga." Kalau kita ingin dihargai dan dimengerti orang lain, namun sebaliknya kita justru bersikap dingin dan cuek terhadap orang lain, bukankah kita sama saja menabur hal yg buruk?
.
Nah, salah satu jawaban untuk banyaknya pertanyaan di benak kita adalah jadilah dirimu sendiri. Be yourself!.
.
Jangan menjadi diri orang lain hanya untuk disegani. Jangan menjadi karakter lain hanya agar seseorang menganggap kamu sebagai seorang yg pintar dan tegas. Jadilah versi terbaik dari dirimu.
.
Menjadi diri dan versi yang sama, baik di rumah maupun di tempat lain adalah sebuah privilege. Mengapa demikian?? Karena semua orang mengenal nama yg sama dan orang yg sama. Bukan nama yg sama tapi orang yg berbeda. Jika kamu beralasan "aku ceria ketika di rumah karena bertemu dengan suamiku, anakku, orang tuaku, mertuaku dan aku harus tegas ketika di kantor karena aku ini seorang pimpinan." Rasa2nya hal itu sama sekali tidak benar dan tidak masuk akal
.
Mengubah karakter sesuai lokasi atau situasi hanya akan menambah depresi. Tidaklah mudah untuk memakai topeng sesuai lokasi dan situasi. Sungguh tidak mudah.
.
Coba  saja jika kamu harus berganti topeng yang berbeda setiap kali bertemu orang dan berbeda lokasi lalu kamu harus menyesuaikan dirimu dengan karakter topeng itu. Bukankah tidak mudah?? Kamu hanya akan mengeluh dan terus menyesal mengapa harus melakukan hal itu. Belum lagi kamu membuang kesempatan untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain. Bukankah itu akan membuat hatimu menjadi lebih sakit?
.
Nah, oleh karena itu, yuk jadi 1 versi saja. Yeap. Menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri. Mudah bukan??? 🤍❤
.
#janganlupahariini
-storybehindhappiness-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masalah itu Hadiah?? Yg Bener Aja..

Siapapun kita, berapapun usia kita, apapun kepercayaan kita, dimanapun kita tinggal, semua orang pasti menyukai hadiah? Jika mendapat hadiah, pasti terlihat muka yg begitu bahagia apapun jenis hadiahnya, mau handmade ataupun barang beli. Apalagi jika hadiah itu berasa dari orang yg kita cintai. Kita akan sering memakainya. . Pertanyaaannya, apakah ketika mendapat masalah kita juga sesenang itu?? Kebanyakan dari kita atau mngkin hampir semua orang akan langsung mengelak. Seandainya hidup ngga ada masalah pasti seru yah? Yg kita hadapi hanya hadiah, hadiah dan hadiah saja. Pasti menjadi senang dan bersyukur adalah hal yg membosankan. Krn tiap hari kita senang dan tiap hari juga kita bahagia. Mana bagian tersulitnya?? Hidup menjadi lebih mudah. Bukankah begitu?? Sayangnya, semua ini hanya didasarkan dari bagaimana cara seseorang berpikir. Jika masalah selalu dianggap masalah mala dia akan tetap menjadi teka teki yg sulit dipecahkan. Namun, jika dia dianggap sebagai hadiah, perlahan kita ...

Hujan Kala Itu

  Hujan... Aku sangat senang ketika hujan datang, karena saat itu aku akan mengulang memori pertemuan kita seperti menonton sebuah drama atau film. Aku bisa mendengar derap langkah yang terburu-buru. Langkah itu tidak sabar untuk berhenti dan ketika ia berhenti, ia berjalan tenang menghampirimu. Semua kenangan itu terjadi saat hujan datang. Aku suka hujan deras Aku suka bau air yang bercampur tanah Di saat hujan, aku sering dengan sengaja mendengar alunan piano sembari memejamkan mata untuk menemuimu dalam imajinasiku. Hujan sering membisikkan suaramu ketika menyapaku, ketika memanggil namaku, sayang. Namun, hujan tak lagi datang. Justru gerimis yang menghampiriku. Gerimis membuatku berharap lebih. Awan gelap membuatku menantimu Aku rindu berlari padamu sekali lagi dalam hujan kala itu Gerimis menghancurkan hatiku Aku tak lagi mendengar bisikmu Aku mencarinya, tapi ia hilang bersama hujan. Hujan... apakah di sana kamu juga menyampaikan rinduku padanya? Apakah kamu membawa suaraku u...