Langsung ke konten utama

Masalah itu Hadiah?? Yg Bener Aja..

Siapapun kita, berapapun usia kita, apapun kepercayaan kita, dimanapun kita tinggal, semua orang pasti menyukai hadiah? Jika mendapat hadiah, pasti terlihat muka yg begitu bahagia apapun jenis hadiahnya, mau handmade ataupun barang beli. Apalagi jika hadiah itu berasa dari orang yg kita cintai. Kita akan sering memakainya.

.
Pertanyaaannya, apakah ketika mendapat masalah kita juga sesenang itu?? Kebanyakan dari kita atau mngkin hampir semua orang akan langsung mengelak. Seandainya hidup ngga ada masalah pasti seru yah? Yg kita hadapi hanya hadiah, hadiah dan hadiah saja. Pasti menjadi senang dan bersyukur adalah hal yg membosankan. Krn tiap hari kita senang dan tiap hari juga kita bahagia. Mana bagian tersulitnya?? Hidup menjadi lebih mudah. Bukankah begitu??
Sayangnya, semua ini hanya didasarkan dari bagaimana cara seseorang berpikir. Jika masalah selalu dianggap masalah mala dia akan tetap menjadi teka teki yg sulit dipecahkan. Namun, jika dia dianggap sebagai hadiah, perlahan kita akan menemukan jawaban dari masalah kita. Pada akhirnya saat kita menghadapinya lagi, kita jadi lebih mudah menyelesaikannya karena sudah berpengalaman menjalaninya dan masalah itu tidak lagi menjadi sulit.
.
Mulai sekarang, belajarlah untuk memahami masalah sebagai suatu hadiah yg harus kita syukuri dan kita senangi, yg membuat kita terawa sekaligus terharu. Ga ada hal yg sulit kok. Yg membuat sulit adalah pikiran kita sendiri.
.
Masalah selalu datang bersamaan dengan berkat. Jadi mereka adalah saudara kembar beda nama yg tidak dapat dipisahkan. Siap menerima berkat juga harus siap terima resikonya. Kalau kamu pengen dapet rumah seharga 3 M di wilayah elite ya harus siap duit sejumlah itu atau lebih. Kalau kamu pengen hidup kamu hancur dan menderita juga bisa kok. Tinggal lakuin aja hal2 yg bikin hidup kamu penuh penderitaan. Selesai kan?
.
Nah semua itu hanya tinggal pola pikir kita. Masihkan kita menganggap masalah adalah hadiah??? 
.
-storybehindhappiness-
#janganlupahariini#

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Versi Saja

  Seringkali seseorang memiliki beberapa karakter yang disesuaikan dengan tempat, lingkungan, dan kondisi. Jika berada di kantor harus tegas dan kaku, sedangkan saat di rumah suka bercanda. Beda lagi jika bertemu teman menjadi lebih menjaga image dan cuek. Semuanya disesuaikan dengan tempat dan waktu layaknya dresscode pada sebuah acara. Sayangnya, semua yang kita hadapi bukanlah benda mati seperti batu, dinding, pensil, dan lain sebagainya. Namun, manusia yg sama2 memiliki perasaan, sama2 ingin dimengerti, sama2 ingin dipahami dan dihargai. Hukum tabur tuai sudah diajarkan sejak dahulu, "barangsiapa menabur kebaikan maka ia akan menuai kebaikan juga. Barangsiapa menabur keburukan, ia akan menuai keburukan juga." Kalau kita ingin dihargai dan dimengerti orang lain, namun sebaliknya kita justru bersikap dingin dan cuek terhadap orang lain, bukankah kita sama saja menabur hal yg buruk? . Nah, salah satu jawaban untuk banyaknya pertanyaan di benak kita adalah jadilah dirimu sen...

Hujan Kala Itu

  Hujan... Aku sangat senang ketika hujan datang, karena saat itu aku akan mengulang memori pertemuan kita seperti menonton sebuah drama atau film. Aku bisa mendengar derap langkah yang terburu-buru. Langkah itu tidak sabar untuk berhenti dan ketika ia berhenti, ia berjalan tenang menghampirimu. Semua kenangan itu terjadi saat hujan datang. Aku suka hujan deras Aku suka bau air yang bercampur tanah Di saat hujan, aku sering dengan sengaja mendengar alunan piano sembari memejamkan mata untuk menemuimu dalam imajinasiku. Hujan sering membisikkan suaramu ketika menyapaku, ketika memanggil namaku, sayang. Namun, hujan tak lagi datang. Justru gerimis yang menghampiriku. Gerimis membuatku berharap lebih. Awan gelap membuatku menantimu Aku rindu berlari padamu sekali lagi dalam hujan kala itu Gerimis menghancurkan hatiku Aku tak lagi mendengar bisikmu Aku mencarinya, tapi ia hilang bersama hujan. Hujan... apakah di sana kamu juga menyampaikan rinduku padanya? Apakah kamu membawa suaraku u...